BEYOND : Kisah Pilu di Balik Kesuksesan Hongkong Rock Band (plus Original MV & Acapella Version)
https://seputarberita300382.blogspot.com/2016/12/beyond-kisah-pilu-di-balik-kesuksesan-hongkong-rock-band-plus-original-mv-acapella-version.html
Sepuar Berita ~ Pernah merasa hati tersayat saat mendengar sebuah lagu atau video klip? Anda merasa sedih dan belanjut dengan mata berkaca-kaca.. Bila anda teruskan barangkali bisa-bisa wajah anda berlinang air mata. Mungkin anda bilang, “Ihh, lebayy..!!”. “Ih, cengeng.. kayak cewek aja..!!”. Tapi kenyataannya emang lagi itu menyayat, so mo gimana lagi?? Saat berada di keramaian barangkali nggak begitu “ngefek”, coba dengarkan/tonton saat anda sendiri.. Lagu itu terasa “ngefek”, entah karena lagu itu sendiri atau anda memang memiliki kenangan yang khas atas lagu itu..
Beberapa hari ini saya sering memutar kembali lagu dari sebuah rock band asal Hongkong, BEYOND. Sepuluh tahun lalu (2001), saat pertama kali denger, saya merasa lagu ini punya magnet yang kuat. Lagu ini mirip lagu X Japan yang keluar dari hati, nyentuh, ditambah instrumen piano dan biola.. Jadi emang betul menyayat...
Ngintip info di wikipedia, tahun 1983, Beyond ini awalnya tidak diterima publik karena musiknya yang sangat cadas. Lalu sang vokalis mereka mengubah aliran musik menjadi romantic rock, musik mereka yang sebelumnya “keras” menjadi cukup “smooth”. Sejak itu lagu-lagu mereka diterima dan banyak menjadi hits. Sebelum 1994 personil mereka adalah:
Mengherankan, apa karena nama populer Wong Ka Kui adalah Koma Wong, itu membuatnya bernasib tragis? “Koma” dalam bahasa Indonesia dan Jepang sama artinya dengan “Coma” dalam bahasa Inggris. Koma berarti “keadaan tidak sadar sama sekali dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu rangsangan karena sakit parah”. Nama memang dipercaya dapat mempengaruhi karakter diri, nasib dan masa depan seseorang. Nama menjadi gambaran diri, visi, dan harapan, juga doa. Pada saat itu media di Jepang memberitakan kalau nama “Koma” yang digunakan ka Kui menjadi sebuah “cursed” atau “kutukan”.
Kembali pada lagu, kita sadari kalau sebuah karya seni yang apresiatif bukan sekedar basa-basi yang mudah datang dan cepat pergi.. easy come and easy go. Sebuah lagu sebagai karya seni adalah curahan hati dan emosi mereka yang menciptakannya. Apa yang mereka rasakan diekspresikan dalam lirik-lirik lagu dan irama yang merepresentasikan perasaan mereka.
Jarang-jarang saya tersentuh oleh sebuah lagu sampai terhanyut dan sangat-sangat berempati pada apa yang dirasakan oleh mereka yang menyanyikannya (alibi :D). Barangkali karena lagu itu memang sangat-sangat dahsyat terasa. Membuat perasaan seolah diaduk-aduk dan berguncang.
Lagu dari Beyond dan instrumennya menjadi “pesan” yang sangat universal. Tanpa kita tahu apa makna dari lagu itu, kita seolah dapat merasakan goresan-goresan makna yang ada padanya. Instrumen dari lagu, irama dan visualisasi memperkuat pesan verbal dari lirik lagu yang sesungguhnya kata-katanya belum tentu dipahami oleh pendengarnya..
Video klip di bawah ini adalah saat BEYOND kembali menggelar konsernya tahun 1996, tiga tahun setelah kematian Wong Ka Kui. Saat konser, Wong Ka Keung, sang adik menyanyikan lagu Ho Fut Tin Hung (The Boundless Sea and Sky) dengan cucuran air mata.. SO TOUCHING..
Nada, ekspresi wajah, kesedihan dan tangisan Wong Ka Keung, sang adik, di video live concert di bawah ini menjadi pesan yang begitu mudah dimengerti karena universalitas maknanya.. Seolah dia berkata, “Kakak, semoga kau tenang dan bahagia di surga sana”.
If you want to listen the other version of “Hoi Fut Tin Hung”, just watch a video from Metro. It`s an acapella version.. So different from the original but still cool.
Beberapa hari ini saya sering memutar kembali lagu dari sebuah rock band asal Hongkong, BEYOND. Sepuluh tahun lalu (2001), saat pertama kali denger, saya merasa lagu ini punya magnet yang kuat. Lagu ini mirip lagu X Japan yang keluar dari hati, nyentuh, ditambah instrumen piano dan biola.. Jadi emang betul menyayat...
Ngintip info di wikipedia, tahun 1983, Beyond ini awalnya tidak diterima publik karena musiknya yang sangat cadas. Lalu sang vokalis mereka mengubah aliran musik menjadi romantic rock, musik mereka yang sebelumnya “keras” menjadi cukup “smooth”. Sejak itu lagu-lagu mereka diterima dan banyak menjadi hits. Sebelum 1994 personil mereka adalah:
- Wong Ka Kui (Koma Wong, Lead Vocal)
- Wong Ka Keung (Steve Wong, Bassis)
- Wong Kwon Chung (Paul Wong, Gitaris)
- Yip Sai Wing (Wing Yip, Drummer)
Mengherankan, apa karena nama populer Wong Ka Kui adalah Koma Wong, itu membuatnya bernasib tragis? “Koma” dalam bahasa Indonesia dan Jepang sama artinya dengan “Coma” dalam bahasa Inggris. Koma berarti “keadaan tidak sadar sama sekali dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu rangsangan karena sakit parah”. Nama memang dipercaya dapat mempengaruhi karakter diri, nasib dan masa depan seseorang. Nama menjadi gambaran diri, visi, dan harapan, juga doa. Pada saat itu media di Jepang memberitakan kalau nama “Koma” yang digunakan ka Kui menjadi sebuah “cursed” atau “kutukan”.
Kembali pada lagu, kita sadari kalau sebuah karya seni yang apresiatif bukan sekedar basa-basi yang mudah datang dan cepat pergi.. easy come and easy go. Sebuah lagu sebagai karya seni adalah curahan hati dan emosi mereka yang menciptakannya. Apa yang mereka rasakan diekspresikan dalam lirik-lirik lagu dan irama yang merepresentasikan perasaan mereka.
Jarang-jarang saya tersentuh oleh sebuah lagu sampai terhanyut dan sangat-sangat berempati pada apa yang dirasakan oleh mereka yang menyanyikannya (alibi :D). Barangkali karena lagu itu memang sangat-sangat dahsyat terasa. Membuat perasaan seolah diaduk-aduk dan berguncang.
Lagu dari Beyond dan instrumennya menjadi “pesan” yang sangat universal. Tanpa kita tahu apa makna dari lagu itu, kita seolah dapat merasakan goresan-goresan makna yang ada padanya. Instrumen dari lagu, irama dan visualisasi memperkuat pesan verbal dari lirik lagu yang sesungguhnya kata-katanya belum tentu dipahami oleh pendengarnya..
Video klip di bawah ini adalah saat BEYOND kembali menggelar konsernya tahun 1996, tiga tahun setelah kematian Wong Ka Kui. Saat konser, Wong Ka Keung, sang adik menyanyikan lagu Ho Fut Tin Hung (The Boundless Sea and Sky) dengan cucuran air mata.. SO TOUCHING..
Rasa sedih kehilangan sang kakak membuat Ka Keung tak bisa melanjutkan nyanyiannya |
When the tear drops.. |
If you want to listen the other version of “Hoi Fut Tin Hung”, just watch a video from Metro. It`s an acapella version.. So different from the original but still cool.
Hoi Fut Tin Hung (“The Boundless Sea and Sky”)
Song & lyrics: Wong Ka Kui
Song & lyrics: Wong Ka Kui
(Pin Yin Version)
Verse 1
Gum tin ngor, hon yea lui hon shuit piu gwor
Wai jeok lang kap liu dik sum wor piu yuen fong
Fung yue lui, jui gwor
Mou lui fun but ching ying chung
Tin hung hoi fut lei yue ngor, hor wui bin
Gum tin ngor, hon yea lui hon shuit piu gwor
Wai jeok lang kap liu dik sum wor piu yuen fong
Fung yue lui, jui gwor
Mou lui fun but ching ying chung
Tin hung hoi fut lei yue ngor, hor wui bin
Sui mut joi bin
Verse 2
Dor siu chi, ying jeok lang ngan yue gau siu
Chung mut yao fong hei gwor sum jung dik lei siong
Yat sat na, fong fat
Yeok yao sor sat dik gum gok
But ji but gok yi bin tam, sum lui ngoi
Dor siu chi, ying jeok lang ngan yue gau siu
Chung mut yao fong hei gwor sum jung dik lei siong
Yat sat na, fong fat
Yeok yao sor sat dik gum gok
But ji but gok yi bin tam, sum lui ngoi
Sui ming bak ngor
Chorus
Yuen leong ngor jea yat sang but gei fong jung ngoi ji yao
Ya wui pa yao yat tin wui dit dou ohhhhnooo
Pui hei liu lei siong, sui yan dou hor yi
Na wui pa yao yat tin ji lei gung ngor
Ya wui pa yao yat tin wui dit dou ohhhhnooo
Pui hei liu lei siong, sui yan dou hor yi
Na wui pa yao yat tin ji lei gung ngor
[Verse 1]
[Chorus]
Ying yin ji yao ji ngor
Weng yuen do cheong ngor dor
Dao bin chin lei
Ying yin ji yao ji ngor
Weng yuen do cheong ngor dor
Dao bin chin lei