Profil dan Biografi Tommy Winata
https://seputarberita300382.blogspot.com/2016/10/profil-dan-biografi-tommy-winata.html
Profil dan Biografi Tommy Winata – Pemilik Artha Graha Network – Tomy Winata atau sering dikenal dengan inisial TW, merupakan pengusaha asal Indonesia keturunan Tionghoa. Ia merupakan pemilik Grup Artha Graha atau Artha Graha Network. Usahanya ini bergerak di bidang perbankan, properti & infrastruktur. Disamping usaha bidang komersiil, TW juga dikenal sebagai pendiri Artha Graha Peduli, sebuah Yayasan sosial, kemanusiaan & lingkungan yang sering turun membantu masyarakat di banyak daerah di Indonesia.
Tempat Lahir : Pontianak, Kalimantan Barat
Tanggal Lahir : Senin, 21 Juli 1958
Zodiac : Cancer
Warga Negara : Indonesia
Profesi : Pendiri dan Pemimpin Grup Artha Graha
Agama : Budha
Tommy juga sering dipercayai mengerjakan banyak proyek-proyek seperti pembangunan barak & sekolah tentara serta juga menyalurkan barang-barang ke markas tentara di Papua & di tempat-tempat lain seperti halnya Ujung pandang & juga Ambon. Dalam jangka waktu sepuluh tahun saja, ia berhasil mengembangkan kerajaan bisnis dengan membangun Mega Proyek SCBD (Sudirman Central Business District) dengan nilai investasi sebesar US$ 3,25 miliar dengan Yayasan Kartika Eka Paksi kepunyakan Angkatan Darat.
Bisnisnya pun bertambah banyak dan bisa diketahui hal itu dari peran TW dalam membangun, The City Resorts, Mangga Dua Square, Bukit Golf Mediterania, Pacific Place, The Capital Residence, Borobudur Hotel, Discovery Mall Bali, Kelapa Gading Square, The Mansion at Kemang, Apartemen Kusuma Candra, Mall Artha Gading, & Senayan Golf Residence. Disamping itu, sejumlah kapal pesiar yang dipunyainya dan usaha pariwisata yang dikelola di Pulau Matahari dan Pulau Perantara di Kepulauan Seribu turut memperkuat dirinya sebagai pengusaha sukses.
Lalu, dengan melalui PT. Sumber Alam Sutera, anak perusahaan dari Grup Artha Graha, TW pun berhasil mengerjakan bisnis benih padi hibrida dengan menggaet perusahaan Cina, Guo Hao Seed Industry Co Ltd. yang menjadi mitra dan menjalin kerja sama dengan Badan Penelitian Padi Departemen Pertanian. Pusat Studi Padi Hibrida (Hybrid Rice Research Center) dibangun dengan investasi sebesar US$ 5 juta.
Selain berkecimpung dalam dunia usaha, ia juga sangat memperhatikan masalah sosial, kemanusiaan, & lingkungan. Untuk mewujudkan hal ini, ia pun berhasil mendirikan Yayasan Artha Graha Peduli “Artha Graha Peduli Foundation” (AGP). Artha Graha peduli memiliki lima pilar kepedulian, yaitu: Membantu penanganan dini para korban bencana alam besar yang terjadi di Indonesia: Kegiatan Sosial Kemanusiaan dalam ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan; Kepedulian atas pelestarian lingkungan; Bantuan hukum & Rumah Keadilan bagi masyarakat yang memerlukan.
Artha Graha Peduli juga seringkali hadir & membantu banyak bencana yang terjadi di Indonesia, yaitu diantaranya gempa & tsunami Aceh, Meletusnya Merapi & Gempa Jogjakarta, gempa bumi padang, bencana di wasior-Papua, meletusnya Gunung Lokon di Manado, meletusnya Gunung Rokatenda di NTT, berbagai banjir besar & tanah longsor yang terjadi termasuk di Jakarta, berbagai kebakaran besar dll.
Salah satu usaha Tomy yang visioner, yaitu pembangunan “Jembatan Selat Sunda” (JSS), yang apabila terwujud akan memecahkan rekor dunia terpanjang. Jembatan yang menghubungkan antara Pulau Sumatera & Jawa yang keduanya memberikan kontribusi 80% pada GDP Indonesia serta memiliki 80% populasi penduduk Indonesia, diyakini akan membawa banyak manfaat bagi peningkatan perekonomian, sosial, lapangan pekerjaan & kesejahteraan bagi masyarakat di kedua pulau. Pada tahun 2009, Tomy beserta BUMD Provinsi Banten & Lampung menyerahkan secara resmi Hasil Pra-Studi Kelayakan JSS kepada Pemerintah. Pembuatan Pra-Studi JSS tersebut sepenuhnya ialah biaya swasta. Selanjutnya Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011, Konsorsium Banten-Lampung & Artha Graha ditunjuk sebagai Pemrakarsa Proyek (Project Initiator). Konsorsium kemudian membentuk perusahaan patungan dengan nama PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) untuk melaksanakan penyusunan Studi Kelayakan JSS dam KSISS (Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda) sesuai Peraturan Presiden tersebut.
Proyek Jembatan Selat Sunda saat ini sudah berhasil diangkat dari titik awal yang dianggap sebagai proyek “impossible” dan “mimpi”, menjadi proyek bangsa yang “almost possible” mendekati realisasi. Banyak negara besar yang sudah menyatakan komitmen dan minat bekerjasama membangun JSS.
Tomy sebagaimana dikutip banyak media, selalu mengedepankan sikap merah-putih dan iklhas sepenuhnya jika ada pihak lain yang mampu dan mau membangun JSS / KSISS, yang penting adalah JSS terbangun bagi kemaslahatan masyarakat.
Itulah sekilas dari Tomy Winata yang diambil dari beberapa sumber terpecaya termasuk Wikipedia, semoga artikel ini bermanfaat. Seputar Berita
PROFIL TOMY WINATA
Nama Lengkap : Tommy WinataTempat Lahir : Pontianak, Kalimantan Barat
Tanggal Lahir : Senin, 21 Juli 1958
Zodiac : Cancer
Warga Negara : Indonesia
Profesi : Pendiri dan Pemimpin Grup Artha Graha
Agama : Budha
BIOGRAFI TOMY WINATA
Tommy Winata alias Oe Suat Hong di Pontianak, 23 Juli 1958. TW mengawali usahanya dari bawah. Ia, yang dulunya merupakan seorang yatim-piatu yang hidup dengan kemiskinan, memulai merintis hubungan bisnis dengan pihak militer pada tahun 1972, pada waktu itu ia dipercaya membangun kantor Koramil di Singkawang. Dan mulai saat itu, hubungan bisnis dengan kalangan militer terutama perwira menengah & tinggi terus terjalin.Tommy juga sering dipercayai mengerjakan banyak proyek-proyek seperti pembangunan barak & sekolah tentara serta juga menyalurkan barang-barang ke markas tentara di Papua & di tempat-tempat lain seperti halnya Ujung pandang & juga Ambon. Dalam jangka waktu sepuluh tahun saja, ia berhasil mengembangkan kerajaan bisnis dengan membangun Mega Proyek SCBD (Sudirman Central Business District) dengan nilai investasi sebesar US$ 3,25 miliar dengan Yayasan Kartika Eka Paksi kepunyakan Angkatan Darat.
Tommy Winata |
Lalu, dengan melalui PT. Sumber Alam Sutera, anak perusahaan dari Grup Artha Graha, TW pun berhasil mengerjakan bisnis benih padi hibrida dengan menggaet perusahaan Cina, Guo Hao Seed Industry Co Ltd. yang menjadi mitra dan menjalin kerja sama dengan Badan Penelitian Padi Departemen Pertanian. Pusat Studi Padi Hibrida (Hybrid Rice Research Center) dibangun dengan investasi sebesar US$ 5 juta.
Selain berkecimpung dalam dunia usaha, ia juga sangat memperhatikan masalah sosial, kemanusiaan, & lingkungan. Untuk mewujudkan hal ini, ia pun berhasil mendirikan Yayasan Artha Graha Peduli “Artha Graha Peduli Foundation” (AGP). Artha Graha peduli memiliki lima pilar kepedulian, yaitu: Membantu penanganan dini para korban bencana alam besar yang terjadi di Indonesia: Kegiatan Sosial Kemanusiaan dalam ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan; Kepedulian atas pelestarian lingkungan; Bantuan hukum & Rumah Keadilan bagi masyarakat yang memerlukan.
Artha Graha Peduli juga seringkali hadir & membantu banyak bencana yang terjadi di Indonesia, yaitu diantaranya gempa & tsunami Aceh, Meletusnya Merapi & Gempa Jogjakarta, gempa bumi padang, bencana di wasior-Papua, meletusnya Gunung Lokon di Manado, meletusnya Gunung Rokatenda di NTT, berbagai banjir besar & tanah longsor yang terjadi termasuk di Jakarta, berbagai kebakaran besar dll.
Salah satu usaha Tomy yang visioner, yaitu pembangunan “Jembatan Selat Sunda” (JSS), yang apabila terwujud akan memecahkan rekor dunia terpanjang. Jembatan yang menghubungkan antara Pulau Sumatera & Jawa yang keduanya memberikan kontribusi 80% pada GDP Indonesia serta memiliki 80% populasi penduduk Indonesia, diyakini akan membawa banyak manfaat bagi peningkatan perekonomian, sosial, lapangan pekerjaan & kesejahteraan bagi masyarakat di kedua pulau. Pada tahun 2009, Tomy beserta BUMD Provinsi Banten & Lampung menyerahkan secara resmi Hasil Pra-Studi Kelayakan JSS kepada Pemerintah. Pembuatan Pra-Studi JSS tersebut sepenuhnya ialah biaya swasta. Selanjutnya Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011, Konsorsium Banten-Lampung & Artha Graha ditunjuk sebagai Pemrakarsa Proyek (Project Initiator). Konsorsium kemudian membentuk perusahaan patungan dengan nama PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) untuk melaksanakan penyusunan Studi Kelayakan JSS dam KSISS (Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda) sesuai Peraturan Presiden tersebut.
Proyek Jembatan Selat Sunda saat ini sudah berhasil diangkat dari titik awal yang dianggap sebagai proyek “impossible” dan “mimpi”, menjadi proyek bangsa yang “almost possible” mendekati realisasi. Banyak negara besar yang sudah menyatakan komitmen dan minat bekerjasama membangun JSS.
Tomy sebagaimana dikutip banyak media, selalu mengedepankan sikap merah-putih dan iklhas sepenuhnya jika ada pihak lain yang mampu dan mau membangun JSS / KSISS, yang penting adalah JSS terbangun bagi kemaslahatan masyarakat.
Itulah sekilas dari Tomy Winata yang diambil dari beberapa sumber terpecaya termasuk Wikipedia, semoga artikel ini bermanfaat. Seputar Berita